TUGAS ETIKA DAN NILAI LINGKUNGAN
CARA
MUDAH DAN SEDERHANA DALAM PEMBUATAN
KOMPOSTER
RUMAH TANGGA
Disusun Oleh :
Meri Rosita
NPM: 13.13101.10.26
Email :
merirosita1978@gmail.com
Dosen Pengajar :
Prof. Supli Effendi Rahim
PROGRAM PASCA SARJANA
KESEHATAN MASYARAKAT
SEKOLAH TINGGI
ILMU KESEHATAN
BINA HUSADA
PALEMBANG
2014
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum
Wr.Wb
Puji
dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat dan Hidayah
serta Ridho-Nya saya dapat menyelesaikan tugas mata kuliah ilmu Etika dan Nilai
Lingkungan, shalawat serta salam selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW sebagai penuntun teladan umat seluruh alam.
Dengan terselesainya tugas ini penulis
menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar - besarnya kepada Dosen Mata Kuliah
Etika dan Nilai Lingkungan, yaitu Bapak Prof. Supli Effendi Rahim yang telah
banyak meluangkan waktu, pikiran, tenaga, dan kesabaran dalam membimbing penulis.
Oleh karena itu,penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan tugas ini.
Penulis menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan. Semoga tugas ini dapat berguna untuk semua pihak. Atas
perhatiannya, penulis ucapkan terima kasih.
Wassalamualaikum
Wr. Wb.
Palembang,
Maret 2014
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Sampah adalah sesuatu bahan atau benda padat yang sudah
tidak dipakai lagi oleh manusia, atau benda padat yang sudah tidak digunakan
lagi dalam kegiatan manusia dan di buang. Persoalan sampah sudah menjadi persolan yang
rumit terutama di wilayah perkotaan. Tumpukan volume sampah rumah tangga
baik sampah organik maupun sampah anorganik setiap harinya sudah menjadi
pemandangan umum. Hal ini berdampak pada pembuangan sampah akhir (TPA) cepat
habis, sementara perluasan TPA selalu mengalami kendala terutama pertentangan
keras dari warga yang berdekatan. Memang bisa dimaklumi siapa yang mau setiap
hari warga yang berdekatan dengan TPA mencium bau tidak sedap.
Teknologi pengelolaan sampah di TPA sudah banyak ditemukan,
misalnya menggunakan insenerator, sampah dikelola sedemikian rupa sampai
menghasilkan tenaga listrik. Hanya semua teknologi tersebut memerlukan biaya
besar dalam membangun dan melakukan perawatan, yang tentunya memberatkan
keuangan Pemerintah Darah (Pemda) setempat.
Ada cara yang efektif untuk mengurangi volume produksi
sampah yaitu mengurangi volume sampah rumah tangga. Sampah rumah tangga dapat
dibuat pupuk oleh ibu-ibu rumah tangga dengan teknik fermentasi yang mudah dan
sederhana, dapat juga dilakukan oleh kelompok-kelompok masyarakat dalam membuat
komposter dalam skala bisnis. Dengan berkurangnya sampah dari hulu yaitu rumah
tangga akan berdampak pada berkurangnya tumpukan sampah di TPA. Selain itu,
hasil pengelolaan sampah dengan cara fermentasi tersebut yang berupa kompos
dapat digunakan sebagai pupuk organik untuk tanaman di rumah warga. Dengan
memakai pupuk buatan sendiri berarti sudah menghemat pengeluaran rumah tangga.
Apalagi pembuatan kompos ini dikembangkan yang lebih besar lagi, sehingga
menjadi produk kompos skala bisnis yang di kemas dan berlabel, akan
mengdatangkan penghasilan yang cukup besar.
BAB II
PENGOLAHAN SAMPAH
2.1 Macam Cara
Pengolahan Sampah
Sampah
erat kaitannya dengan kesehatan masyarakat, karena dari sampah-sampah tersebut
akan hidup berbagai mikro organism penyebab penyakit dan juga binatang serangga
sebagai pemindah/penyebar penyakit. Oleh karena itu sampah harus dikelola
dengan baik sampai sekecil mungkin tidak mengganggu atau mengancam kesehatan masyarakat.
Pengolahan sampah bukan saja untuk kepentingan kesehatan saja tetapi untuk
keidahan lingkungan. Adapun macam pengolahan sampah disini adalah :
1.
Pengumpulan dan pengangkutan sampah (Tempat
Penampungan Sementara/TPS seperti kotak sampah, kresek dan drum sampah atau ke
Tempat Pembuangan Sampah Akhir/TPA)
2.
Pemusnahan (Ditanam/Lendfill, Dibakar/Inceneration,
dijadikan makanan ternak/Eat Animal,
dan di jadikan pupuk.Composter)
Dalam hal ini penulis akan mengangkat bagaimana
tahapan dlam pembuatan sampah menjadi pupuk banyak cara yang digunakan tetapi
ada cara yang paling sederhana sehingga dapat dilakukan di rumah tangga dan
memanfaatkan apa yang ada di sekitar rumah kita.
2.2 Cara Membuat Kompos Rumah Tangga
Secara alamiah sebenarnya sampah organik akan hancur sendiri
terutama jika ditimbun di dalam tanah, karena akan mengalami penguraian oleh
mikro organisme. Proses penguraian sampah sampai hancur memerlukan waktu yang
lama, dan teknik menimbun sampah hanya bisa dilakukan di rumah yang memiliki
kelebihan lahan. Sementara di wilayah perkotaan, lahan menjadi barang yang
mahal dan tidak memungkinkan lagi dengan cara penimbunan sampah.
Ada cara yang mudah dan sederhana dalam menguraikan sampah
organik dengan waktu yang relatif singkat, asal memenuhi persyaratan tentang
kondisi suhu, udara, dan kelembaban. Dalam proses fermentasi tersebut sampah
akan meningkat suhunya yang berarti mikroba beraktifitas, memproses
sampah menjadi kompos. Suhu yang optimal agar proses pengomposan berjalan baik
harus dipertahankan pada 45C-65C. Jika terlalu panas, maka harus dibolak balik
paling tidak dalam kurun waktu 1 minggu sekali.
Bahan-bahan dan Peralatan:
- Di dalam rumah (dapur) disediakan 2 tempat sampah yang berbeda warna untuk tempat sampah organik (sayuran, kulit buah) dan sampah anorganik (plastik, kertas). Atau pada waktu memasak, agar sampah dipisahkan antara sampah organik dan anorganik pada kantong plastik yang berbeda.
- Sediakan bak plastik atau drum yang dibawanya diberi lubang, untuk mengeluarkan kelebihan air. Agar kelembaban terjaga di atas bak/drum nantinya ditutup dengan goni, triplek atau karton
- Dasar bak/drum diberi tanah atau pasir untuk menyerap kelebihan air, dan tidak boleh kena air hujan dan kena sinar matahari langsung. Jadi hasus diletakan di bawah atap.
Cara Pembuatan:
- Campurkan sampah basah (sayuran, kacang-kacangan, kulit buah) dan sampah kering (dari dedaunan) yang telah dicacah kecil-kecil;
- Tambahkan sedikit kompos yang sudah jadi, tanah, dan dipercikan air EM4 sedikit yang sudah kita buat yang mengandung mikroba yang akan merubah sampah menjadi kompos.
- Pembuatan kompos dapat dilakukan sekaligus atau secara berlapis setiap hari. Setelah dapat 1 minggu campuran di aduk-aduk secara merata.
- Pada minggu 1 dan minggu 2 mikroba bekerja mengurai sampah, sehingga suhu meningkat sekitar 40C.
- Pada minggu ke 5 dan minggu ke 6 suhu kembali normal, yang berarti proses pengomposan berhenti. Tanda kompos berhasil dengan baik, campuran menjadi kehitaman. Kompos tidak berhasil jika campuran basah dan berbau busuk.
- Sebaiknya kompos diayak dipisahkan kompos yang halus dengan yang kasar, kompos yang kasar dapat sebagai campuran dalam pembuatan kompos berikutnya.
- Proses pengomposan dapat berhasil dengan baik, jika dapat mengendalikan kondisi suhu, kelembaban, dan oksigen. Agar mikroba dapat berkembang biak dan memproses sampah secara optimal.
- Agar sampah lebih cepat berproses menjadi kompos dapat ditambahkan bio-activator berupa larutan Efective Microorganism (EM-4) yang bisa dibeli di toko pertanian atau membuat sendiri.
2.3 Kegunaan Kompos
Pengolahansampah menjadi pupuk(kompos), khususnya untuk
sampah organic (mudah terurai seperti : daun-daunan dan sisa makanan) perlu
dibudayakan khususnya didaerah perkotaan mengingat volume sampah yang
dihasilkan dalam setiap rumah tangga banyak sekali.
Kompos sangat efektif sebagai pengganti pupuk anorganik,
yang selama ini banyak digunakan petani. Penggunaan pupuk anorganik mempunyai
dampak yang kurang ramah lingkungan karena mengandung bahan-bahan kimia.
Penggunaan kompos sangat ramah lingkungan karena dibuat dari bahan-bahan
organik, seperti dedaunan, sayuran, kulit buah.
BAB III
KESIMPULAN
1.
Sampah
adalah sesuatu bahan atau benda padat yang sudah tidak dipakai lagi oleh
manusia, namun sampah dapat dimanfaatkan bila kita bijak untuk melakukan
pengolahannya
2.
Cara pengolahan sampah dapat dilakukan dengan
berbagai seperti cara Pemusnahan
(Ditanam/Lendfill, Dibakar/Inceneration, dijadikan makanan ternak/Eat Animal, dan di jadikan pupuk.Composter)
3.
Untuk lebih dapat dimanfaatkan dan dapat menjaga
estetika lingkungan maka cara yang digunakan adalah dengan pembautan compester atau
dijadikan pupuk.
4.
Penggunaan
pupuk anorganik mempunyai dampak yang kurang ramah lingkungan karena mengandung
bahan-bahan kimia. Maka dari itu penggunaan kompos sangat baik digunakan karena
ramah lingkungan
DAFTAR PUSTAKA
- kencanaonline.com Membuat Kompos di Kota Dari Sampah Rumah Tangga. Diakses tanggal 24 April 2014
- Notoatmodjo, Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsif-Prinsif Dasar, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta 2007
Tidak ada komentar:
Posting Komentar