Kamis, 29 Mei 2014

Jejak Ekologi Pribadiku

TUGAS ETIKA DAN NILAI LINGKUNGAN
JEJAK EKOLOGI PADA DIRI PRIBADI

 
Disusun Oleh :
Meri Rosita
NPM:  13.13101.10.26
email: merirosita1978@gmail.com
 
Dosen Pengajar :
Prof. Supli Effendi Rahim
PROGRAM PASCA SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BINA HUSADA PALEMBANG
2014


KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat dan Hidayah serta Ridho-Nya saya dapat menyelesaikan tugas mata kuliah ilmu Etika dan Nilai Lingkungan, shalawat serta salam selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW sebagai penuntun teladan umat seluruh alam.
            Dengan terselesainya tugas ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar - besarnya kepada Dosen Mata Kuliah Etika dan Nilai Lingkungan, yaitu Bapak Prof. Supli Effendi Rahim yang telah banyak meluangkan waktu, pikiran, tenaga, dan kesabaran dalam membimbing penulis. Oleh karena itu,penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan tugas ini.
Penulis menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan. Semoga tugas ini dapat berguna untuk semua pihak. Atas perhatiannya, penulis ucapkan terima kasih.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
           
                                                                           Palembang,    Maret 2014
                                                                                           Penulis




BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Jejak ekologi adalah suatu metode penghitungan sumber daya yang memperkirakan konsumsi sumberdaya alam dan penyerapan limbah yang diperlukan sebuah populasi manusia atau kegiatan ekonomi dalam bentuk luas lahan area produktif (Wackernagel and Rees, 1996). Jika yang dikonsumsi lebih banyak dibandingkan dengan yang disediakan alam, maka kemudian dapat diasumsikan bahwa tingkat konsumsi tidak dapat didukung oleh ketersediaan di alam. Standar unit pengukuran jejak ekologi menggunakan global hektar (gha). Satuan gha digunakan karena asumsi perhitungan jejak ekologi ini, sumberdaya alam yang digunakan berasal ditempat manapun di permukaan bumi.
Analisis jejak ekologi digunakan untuk menjawab pertanyaan dasar pada pembangunan berkelanjutan yaitu : seberapa besar alam yang kita punya, dibandingkan dengan seberapa besar alam yang kita gunakan (Bond, 2002). Eksploitasi alam bisa dalam bentuk dan berbagai macam kegiatan, seperti makan, transportasi dan energi. Besaran area analisis adalah populasi penduduk yang bisa sangat bervariasi, mulai dari individu atau keluarga, atau melebar mulai dari kota, wilayah, negara, atau bahkan seluruh bumi. Hasil perhitungan jejak ekologi ini kemudian dibandingkan dengan biokapasitas yang tersedia. Adapun biokapasitas adalah total jumlah lahan bioproduktif yang terdapat diwilayah tersebut.
Jejak ekologi Indonesia pada tahun 2005 adalah 0,95 gha, dengan jejak pertanian 0,5 gha, jejak hutan 0,12 gha, jejak perikanan 0,16 gha, jejak penyerap karbon 0,09 gha dan jejak terbangun 0,06 gha (Globalfootprint Network, 2005). Hasil penelitian ini menunjukan konsumsi pangan memberikan kontribusi 70% terhadap total jejak ekologi, yang kemudian diikuti oleh kebutuhan terhadap lahan penyerapan karbon akibat konsumsi energi. Pada tahun yang sama biokapasitas Indonesia adalah 1,39 gha. Hal ini menunjukan pola konsumsi masyarakat Indonesia termasuk berkelanjutan karena mengkonsumsi sumberdaya alam lebih sedikit dibandingkan dengan yang mampu disediakan oleh alam. 
Menurut Biocapacity Project (2007), biokapasitas adalah kemampuan ekosistem untuk mendukung keanekaragaman hayati, memproduksi energi dan material biologi yang bermanfaat, dan menyerap dan mendaur ulang sampah yang dihasilkan dari kegiatan manusia termasuk emisi/ pancaran karbon. Bioproduktifitas adalah kemampuan sebidang tanah untuk menghasilkan biomassa, yang merupakan berat (atau diperkirakan setara dengan) bahan organik, termasuk hewan, tumbuhan dan mikroorganisme (hidup atau mati) di atas atau di bawah permukaan tanah. Ekosistem yang berbeda akan memiliki tingkat bioproduktifitas yang berbeda pula. Perbandingan antara jejak ekologi dan biokapasitas akan memberikan gambaran tentang status jejak ekologi, apakah defisit atau surplus. Dari perhitungan ini dapat diketahui kemampuan lahan dalam mendukung konsumsi penduduk setempat.
Secara keseluhan, jejak ekologis manusia telah menjadi dua kali lipat sejak tahun 1966. Membutuhkan setidaknya 1,5 tahun bagi planet bumi untuk meregenerasi sumberdaya terbarukan yang dapat dimanfaatkan manusia, serta menyerap karbon yang dihasilkannya dalam jangka waktu yang sama. Keterlampauan Ekologis atau yang dikenal dengan istilah “ecological overshoot” ini secara umum disebabkan oleh emisi karbon dan permintaan akan bahan pangan, namun ketersediaan lahan dan pengalokasiannya bisa dipastikan akan segera menjadi isu utama.
Jejak ekologis penduduk dunia telah melampaui kemampuan planet Bumi memperbaiki diri secara alami (biokapasitas) sebesar 50 persen. Artinya dibutuhkan 1.5 tahun bagi bumi untuk memproduksi sumberdaya yang dikonsumsi oleh manusia dalam 1 tahun.
Jejak ekologis setiap orang tidak selalu sama, juga terdapat perbedaan besar antara tiap-tiap negara, khususnya jika terdapat perbedaan pada tingkat perekonomian dan pembangunannya. LPR 2012 menunjukkan bahwa negara berpendapatan tinggi memiliki jejak ekologis rata- rata tiga kali lipat dari negara berpendapatan menengah dan rata-rata lima kali lipat dibandingkan negara berpendapatan rendah.

1.2    Tujuan

1.2.1        Untuk mengetahui jejak ekologi pribadi kita.
1.2.2        Untuk mengetahui dampak dari lingkungan akibat dari jejak ekologinya



BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1  Pengertian
Jejak ekologi adalah suatu metode penghitungan sumber daya yang memperkirakan konsumsi sumberdaya alam dan penyerapan limbah yang diperlukansebuah populasi manusia atau kegiatan ekonomi dalam bentuk luas lahan area produktif (Wackernagel and Rees, 1996). Jika yang dikonsumsi lebih banyak dibandingkan dengan yang disediakan alam, maka kemudian dapat diasumsikan bahwa tingkat konsumsi tidak dapat didukung oleh ketersediaan di alam. Standar unit pengukuran jejak ekologi menggunakan global hektar (gha). Satuan gha digunakankarena asumsi perhitungan jejak ekologi ini, sumberdaya alam yang digunakan berasal ditempat manapun di permukaan bumi.Analisis jejak ekologi digunakan untuk menjawab pertanyaan dasar pada pembangunan berkelanjutan yaitu : seberapa besar alam yang kita punya,dibandingkan dengan seberapa besar alam yang kita gunakan (Bond, 2002). Eksploitasi alam bisa dalam bentuk dan berbagai macam kegiatan, seperti makan,transportasi dan energi.
Kelebihan konsep jejak ekologi adalah konsep ini memperhitungkan aliran sumber daya dan limbah, yang semuanya membentuk bagian dari metabolisme suatu daerah, sehingga menggugah kesadaran konsumen tentang darimana sumber daya mereka berasal dan dampak limbah yang dihasilkan. Hal ini akan membantu dalam meningkatkan kesadaran masyarakat dalam agar membentuk pola perilaku yang lebih berkelanjutan. Selain itu jejak ekologi bisa digunakan sebagai indikator keberhasilan pembangunan berkelanjutan, dipandang sebagai perkembangan positif dalam analisis kebijakan.
Wackernagel and Rees (1996) mengembangkan konsep jejak ekologi ini melalui pendekatan compound. Pendekatan ini lebih menekankan pada apa yang dikonsumsi oleh manusia, seperti konsumsi biotik (pangan) dan konsumsi energy primer, bukan dari jenis-jenis kegiatan konsumsinya. Pendekatan compound ini digunakan sebagai dasar perhitungan pada Globalfootprint network.

2.2  Perhitungan Jejak Ekologi

Perhitungan jejak ekologi (ecological footprint) didasarkan pada enam asumsi dasar (Wackernagel et al., 2002 in Wackernagel et al., 2008) yaitu:
1.        Sebagian besar konsumsi sumber daya dan limbah yang dihasilkan manusia dapat dilacak.
2.        Kebanyakan aliran sumberdaya alam dan limbah dapat dihitung kedalam area biologi produktif untuk menelusuri alirannya. Sumberdaya alam dan limbah yang tidak dapat dihitung dikeluarkan dari penilaian, yang menjadikan hasil perhitungan jejak ekologi ini dibawah keadaan yang sebenarnya.
3.        Dengan pembobotan masing-masing daerah kedalam proporsi produktifitas biologi yang digunakan, area yang berbeda dapat dikonversi ke dalam satuan umum global hektar, yaitu hektar dengan rata-rata produktifitas biologi dunia.
4.        Karena satuan global hektar tunggal menyatakan satu jenis penggunaan, dan semua global hektar pada satu tahun menyatakan jumlah produktifitas yang sama, maka global hektar dapat dijumlahkan untuk mendapatkan indikator agregat jejak ekologi atau daya dukung lingkungan.
5.        Permintaan manusia, dinyatakan sebagai jejak ekologi, dapat secara langsung dibandingkan dengan pasokan alam, daya dukung lingkungan, ketika keduanya sama-sama dinyatakan dalam global hektar.
6.        Luas area permintaan dapat melebihi luas area yang disediakan jika permintaan pada ekosistem melebihi kapasitas regeneratif ekosistem (misalnya, manusia menuntut lebih dibandingkan daya dukung hutan, perikanan, dari ekosistem yang telah tersedia). Situasi ini, di mana jejak ekologi melebihi tersedia daya dukung lingkungan, dikenal sebagai overshoot.
Perhitungan jejak ekologi dibagi menjadi 3 tahap utama. Jejak ekologi individu dihitung berdasarkan semua material biologi yang dikonsumsi dan semua sampah biologi yang dihasilkan oleh tiap individu. Dan untuk menghitung jejak ekologi suatu daerah diperoleh dengan cara menjumlahkan jejak ekologi semua penduduk di daerah tersebut (Chambers et al., 2000).
Menurut perhitungan pada tahun 2006, rata-rata “jatah” setiap orang terhadap sumber daya alam adalah 1,8 gha. Namun, penghitungan jejak kaki ekologis di berbagai negara telah menunjukkan data-data yang mengejutkan. Untuk jejak kaki ekologis setiap orangnya, di Amerika diketahui sebesar 9,0 gha, Switzerland 5,6 gha dan China sebesar 1,8 gha.
            Pada tahun 2007, total jejak kaki ekologis seluruh manusia diperkirakan sebesar 1,5 kali planet bumi. Hal ini berarti manusia menggunakan sumber daya alam 1,5 kali lebih cepat daripada waktu yang dibutuhkan bumi untuk memperbaharuinya.
            Gaya hidup yang tidak berwawasan lingkungan menjadi penyebab utama berlebihannya jejak kaki ekologis seseorang. Bagaimana dengan gaya hidup yang Kita jalani? Tidak ada salahnya kita mulai menghitung dan lebih bijak dalam bergaya hidup. Jika manusia tidak juga mengubah gaya hidupnya menjadi lebih ramah lingkungan, akan dibutuhkan lebih dari satu planet bumi untuk memenuhi kebutuhan manusia.
2.3 Cara Menghitung Jejak Ekologi Pribadiku
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgC9E5kEdb_3IbWJraKnYrqxhfdPMTGl59SErA0N8bk5xL72Ywwvs48i949UX11RMK4kGZ4_jImwPOSWTW9dHIoTKUh9aqH6BKSda5-Y8WNlT24sQHyaOdTbt3yCaPytn3qeqN9PE2qGe6O/s1600/kii.jpgUntuk mengukur jejak ekologi kita berdasar standar yang telah ditentukan, menggunakan kuis. Beberapa faktor yang menjadi komponen penghitungan adalah bagaimana jejak rantai makanan (food), tempat berteduh (shelter), perjalanan untuk berkegiatan (mobility), barang (goods), jasa (service). Dari 5 jejak ini terasa mobilitas, makanan, dan perumahan mendapat porsi penyelidikan yang besar. Sebaliknya barang dan jasa hanya sekelumit mendapat penilaian. Dari hasil reka-reka jawaban, ternyata memang sangat sulit untuk menghasilkan jawaban yang tak lebih dari 1 yang berarti cukup “nerimo” dengan kondisi alamiah bumi.
Jejak ekologi adalah satu sistem yang mengukur seberapa banyak tanah dan air yang diperlukan populasi manusia untuk menghasilkan sumber yang mereka habiskan dan menyerap limbah yang dihasilkannya. (Wackernagel & Rees, 1996)
Lembar kerja berikut adalah perhitungan kasar yg menunjukkan seberapa besar jejak ekologi anda dan bagaiman pilihan yg anda buat menjadikan jejak ekologis anda menyusut atau meluas. 
Seberapa Besar Jejak mu?
A.  Transportasi
1.  Dengan apa anda bepergian hari ini?
a) Berjalan…..0
b) Bersepeda…..5
c) Dengan Angkutan Umum….10
d) Menumpang.....15
e) Kendaraan Pribadi .2 X 30
(Kalikan setiap skor dengan berapa sering metode  tsb dipakai dalam satu hari dan kemudian di total.)
                                                                                  Sub-Total: 60
B.  Penggunaan Air
1.  Seberapa banyak air yang digunakan?
a)  Tidak mandi….0
b)  Mandi, 1 - 2 menit. ….5
c)  Mandi, 3 - 6 menit.…2 X 10
d)  Mandi, 10 min ….   20
e)  Mandi dengan air satu bath tub penuh…20
f)  Mandi dengan air setengah bath tub….10
g)  Mandi dengan air bekas orang lain….10
h)  Menggosok gigi dg air kran tetap mengucur 5
i)  Mencukur kumis/jenggot dengan air kran tetap mengucur….5
                                                                                   Sub-Total: 20
C.  Berpakaian
 1.  Saya menggunakan pakaian lebih dari sekali sebelum di cuci?
a)  Sering….0
b)  Kadang-kadang….2 X 5
c)  Tidak pernah….10
2.  Saya menggunakan pakaian bekas (yg diperbaiki)
a)  iya….(-5)         b)  tidak….0
3.  Saya memperbaiki baju saya sendiri?
a)  ya….(-5)          b)  Tidak….0
3.  50% dari baju saya adalah baju turunan?
a)  ya….(-5)          b)  tidak….0
4.  Saya membersihkan dan mengeringkan baju?
a)  none….0         b)  1-5 lembar….10     c) lebih dari 6 lembar1 X 20
                                                                             Sub-total: ­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­30
D.  Rekreasi
Mengenali permainan, olahraga, dan aktivitas dimana anda terlibat, pada hari biasa di waktu senjang.
1. Seberapa banyak peralatan yg diperlukan ?
a)  tidak ada atau sedikit..0   b)  beberapa…. 10    c)  cukup banyak….20
2.  Seberapa luas lahan yg dibutuhkan untuk bermain di lapangan, dataran es, kolam renang, untuk memenuhi kebutuhan rekreasi anda?
a)  tidak ada atau sedikit….0   b) sedang (<1 hektar) 10   c) cukup besar (>hektar) 1 X 20
(Lihat tabel konversi pada akhir kuis untuk bantuan)
 3.  Saya menghabiskan uang hari ini untuk belanja (pakaian, baju, peralatan olahraga)?
a)  Tidak ada….0   b)$5…5    c)$10…10   c)$10+…1 pt. per dollar
                                                                            Sub-Total:  35
E.  Makanan
1.  Berapa porsi daging yang dimakan sehari?
a)  0…0  b) 1 porsi X…. 10   c) 2 porsi….20   d) 3 porsi….30
2.  Seberapa banyak makan bersisa di piring?
a) tidak ada 1X  0    b) sedikit…1X5   c) cukup banyak….10
3. Saya mengkonsumsi campuran sisa sayur dan buah?
a)  ya….0             b)  tidak1 X 10
4.  Makanan yg saya makan adalah makanan lokal?
a)  semuanya 1 X 0          b)  beberapa...10           c) tidak ada….20
5.  Makanan yg saya makan adalah produk organik?
a)  semuanya….0              b)  beberapa.. 1 X 10              c) tidak ada….20
6.  Makanan yg dikonsumsi dibunkus plastik/kertas?
a)  Tidak….0         b) beberapa1 X10               c) Semuanya….20
                                                                                  Sub-Total:  40
F.  Sampah
1. Jika saya membuang seluruh sampah  pd hari ini, seberapa besar penampungan sampahnya?
a)  peti kayu….30
b)  kotak sepatu….1 X 20
c)  secangkir…5
d)  tidak ada sampah….0
Sub-Total: ­­­­­­­­­­­­­­­­­­­20
                        Add Sub-Totals of “A-F” for Total 1: 205
G.  Ruang Tinggal
1.  Hitung dalam satuan meter persegi ruang indoor yg  diperlukah dlm keseharian. Termasuk semua ruangan di rumah (termasuk garasi), sekolah (kantin, kelas), kantor (ruang kantor pribadi, area kerja, toilet). Bagi luas total ruangn dg jumlah orang di dalamnya.
Contoh:
             Living Space Averages          Educ. Space/Per Student
Ave. Dorrm Space – 25 sq m  Classroom & Lab – 30 sq m
Ave. Apt. space     - 35 sq m   Administration    -   3 sq m
                                    Other            -   5 sq m
Add up “a-d” for “Total Square Meters”.
(1 sq. meter = 10 sq. feet)
a)  “Home” sq. meters = 300
      divided by # of people = 60          Sq meters
b)  School sq. meters = _______________
      divided by # of people = ______________ Sq meters
c)  Office sq. meters = 100
      divided by # of people =  8            Sq meters
d)  other sq. meters = ________________
      divided by # of people = _______________ Sq meters
Total 2: 68
TOTAL KESELURUHAN =  (Total 1 + Total 2)  X  3
                                                                 ( 273 ) x 3 = 819
Anda telah menghitung total dari ‘tiga’ tipikal keseharian anda. Sekarang ubah total keseluruhan tsb menjadi jejak ekologis pribadi anda, menggunakan rumus dibawah:
Total keseluruhan dibagi 100 = jejak ekologis anda dalam satuan hektar
JEJAK EKOLOGIS PRIBADI  = 8,19 HEKTAR
Conversion Table:
1 hectare = a square 100 meters on each side
(about the size of the parking lot just outside this building)
1 hectare = 2.5 acres
640 acres = 1 sq. mile
1 sq. mile = 259 hectares
Warrensburg occupies about 4 sq. miles.
Jejak ekologis saya 8,19 Hektar ini artinya dalam kehidupan  saya, saya sudah banyak menggunakan lahan/ hektar dalam satu tahun  yang rata-rata = 1 ha. Jejak saya 8  kali lebih dari rata-rata yang digunakan manusia di permukaan bumi.
Setiap makhluk, manusia, binatang atau tumbuhan, merindukan kehidupan. Akan tetapi, tidak ada makhluk yang mampu memuaskan nafsu kehidupannya tanpa membatasi kualitas kehidupan makhluk yang lain. Jejak ekologis menghitung luasnya tanah subur, air tawar, lautan, dan banyaknya energi yang tidak terbarukan dan yang dibutuhkan manusia untuk memenuhi kebutuhan atas pangan, sandang, papan, serta mobilitas.
Berdasarkan perhitungan jejak ekologis, maka saya telah menyumbang sekitar 8 hektar selama satu tahun, mulai dari untuk makan, papan, sandang, pendidikan, transportasi, dll. Dengan pemahaman terhadap jejak ekologis tersebut, bahwa saya sebagai manusia yang ada di muka bumi ini telah menambah beban kepada bumi, saya belum beretika dengan lingkungan dan berakhlak terhadap Allah SWA, lingkungan dan sesama makhluk.
Setelah mengetahui jejak ekologi, kita dapat mendukung keberlanjutan bumi ini dengan cara mengurangi kegiatan konsumsi kita pada sumber daya yang ada sehingga mendukung lingkungan hidup, supaya dapat beretika terhadap lingkungan dan berakhlak terhadap Tuhan, lingkungan dan sesama makhluk.


BAB III
PENUTUP
Semakin tingginya konsumsi dari manusia diakibatkan terjangan kepentingan industri, dimana setiap melangkahkan kaki tak akan mampu lagi melepaskan diri dari iklan dan advertising yang membujuk untuk terus melakukan konsumsi secara berlebih. Gaya hidup manusia digiring ke arah konsumerisme. Semakin banyak pula penggunakan produk yang tidak diperlukan, yang pada akhirnya meningkatkan jumlah barang yang tak tergunakan (sampah).
Etika kehidupan harus kembali dikedepankan dalam ruang bijak terhadap alam. Agar kemudian alam tak lagi memusuhi kehidupan manusia. Agar alam mampu menyediakan kebutuhan seluruh manusia. Juga bagi alam agar mampu terus beregenerasi dengan lebih baik.
            Kini konsep jejak ekologi telah digunakan dengan meluas sebagai petunjuk kelestarian alam sekitar. Jejak ekologi boleh membantu pihak governan merancang sistem kehidupan manusia. Manusia di dalam memenuhi kehendak menjalankan aktivitas ekonomi seperti pertanian, pembalakan, dan sebagainya.  Bila tidak dilakukan upaya perbaikan dalam memanfaatkan aset alam saat ini, maka bisa jadi penghancuran kehidupan akan terjadi lebih cepat dari yang terbayangkan.
Etika kehidupan dalam lingkunagan harus kembali dikedepankan dalam ruang bijak terhadap alam. Sehingga alam akan bersahabat dengan manusia dan alam mampu menyediakan kebutuhan seluruh manusia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar